Ditulis Oleh: Diah Puspita Dewi
Otis dan Bery, dua bersaudara berang-berang. Keduanya keluar dari rumah mereka dengan wajah bingung. Semalam hujan deras dan sekarang rumah mereka terendam air.
“Rumah kalian kebanjiran lagi?” tanya Ducy, si bebek, berenang mendekat.
“Iya, Ducy,” jawab Otis sedih.
Bery meringkuk di bawah semak menatap lubang yang tadinya rumah mereka. Sekarang mereka harus mencari lubang baru.
“Aku akan mencari lubang,” kata Otis.
“Aku akan menangkap ikan … kita tetap harus makan,” kata Bery segera menyelam ke danau
Otis ditemani Ducy berkeliling di tepi danau. Hingga …
“Aw!” pekik Otis. Kakinya tertusuk ranting tajam.
Ducy membantu Otis duduk.
“Otis … kakimu terluka?” Bery datang menghampiri.
“Sudah aku obati,” jawab Ducy sambil membalut kaki Otis.
“Terima kasih Ducy.”
“Makanlah Otis … biar aku yang mencari lubang,” kata Bery memberikan ikan tangkapannya ke Otis dan Ducy.
“Tidak. Lukaku sudah diobati, sehabis makan aku akan kembali mencari,” tolak Otis.
Sulit melarang Otis karena ia tidak suka berpangku tangan di saat yang lain bekerja.
“Baiklah … tapi kali ini berhati-hatilah,” pesan Beri. Otis mengangguk. ***