Ditulis Oleh: Daan Dini Khairunida
Aku baru saja sampai di rumah. Setiap hari, seperti biasa jika sudah sampai di rumah dari sekolah, setelah membuka sepatu, mengganti pakaian, maka aku akan istirahat dulu sambil duduk di ruang TV.
“Alhamdulillah, Farid sudah di rumah lagi, apakah ibu guru memberikan pekerjaan rumah?” tanya Bunda.
Sambil sedikit malas, aku malah mengambil remote TV seraya menjawab, “Ada Bun, tapi kalau dikerjakan nanti saja boleh tidak? Aku masih lelah Bun.”
Bunda lalu mendekatiku, sambil mengusap pundakku Bunda berkata,
“Kenapa tidak segera dikerjakan, kalau ditunda khawatir malah lupa. Nanti sore Farid kan masih ada jadwal mengaji di musala. ”
“PR-nya gampang kok Bun,” ucapku seraya kembali duduk dan menyalakan TV.
Bunda kembali duduk di dekatku.
“Farid, sebaiknya mengerjakan PR dikerjakan di rumah dan jangan ditunda-tunda.”
“Baiklah Bun … ” ujarku.
Lalu aku menuju kamar mengambil tas dan mengecek buku satu per satu. Kuambil buku PR dan mulai mengerjakan PR yang harus diselesaikan. Hanya sekitar 20 menit selesai sudah PR sekolah.
Bunda mengusap kepalaku sambil tersenyum dan berucap,
“Alhamdulillah, hebat anak Bunda. Memang sudah seharusnya mengerjakan PR di rumah.” ***