Kudengar sarayu menyibakkan tangannya di dedaunan Membisikkan lirih suara merdunya Seakan menitipkan aksara bahwa di sana Kau telah tenang dan bahagia Kerinduan ini begitu membara di hati Mengingatkan masa kecil yang tak mungkin kembali
Ibu, Engkau wanita terhebat Di dalam dirimu kutemui oasis kehidupan Sabana pengetahuan dan kebahagiaan Yang tak berujung, tanpa pamrih haluan
Tak akan pernah kulupa rajutan kebersamaan kita Bianglala nasihat, perhatian yang kadang buatku bertanya Mengapa semua harus terlaksana Di saat atma ini meronta, merasa sudah dewasa Menuntunku meniti hidup bak belantara
Kini, ku tak lagi dapat menggenggam jemarimu Mendengarkan lantunan lirih citta dan harsamu Hanya untaian doa terbaik yang kupanjatkan Berharap kau tenang diselimuti kebaikan Di sisi Allah Yang Maha Rahman
“Teruntuk ibu terhebat yang tak lelah menebar kebaikan.”
***