Bagai Mutiara yang selalu memancarkan sinar indahnya
Mutiara yang tak lekang oleh panas, hujan, dan waktu
Tangguh berkilau di setiap waktu selamanya
Itulah Ibuku…
Penampilanmu yang anggun, cantik, dan kuat
Membuat siapa pun terpikat
Sinarmu menyejukkan mata siapa pun yang melihat
Itulah Ibuku…
Pembawaan kuat, sekuat Mutiara akan terpaan apapun
Engkau kuat mendampingi delapan anakmu kapan pun
Serasa tiada kata ampun
Itulah Ibuku…
Suatu Ketika kulihat engkau menangis
Aku di waktu kecil tidak tahu apa yang engkau rasa
Kala itu aku belum tahu apa-apa
Begitu dewasa, baru bisa menduga-duga
Di setiap tanggal 1 April kami semua berkumpul bersuka ria
Namun sudah dua tahun ini hal itu sudah tiada
Aku percaya kau tenang di sana
Engkau tetap memancarkan sinar bagaikan mutiara
Di usia delapan puluh enam, kulit tangan yang keriput
Engkau bilang gatal-gatal karena semut
Segera aku ambil lotion pelembab, aku gosok pelan-pelan
Dan engkau mengatakan ‘semut sudah hilang’
Kenangan terindah di sisimu
Sebelum engkau menutup mata dengan tenang
Semoga Ibu semakin tenang di sana
Di surga yang maha Kuasa…
Tenanglah Mutiaraku… Mutiara dalam hidupku… ***