Ditulis Oleh: Umi Muthiah Syahirah, A.Md., S.I.Kom.
Kaya dan miskin sama di hadapannya. Rendah hatilah agar Allah sayang kepadamu.
“Khadijah, sudah siap, Nak?” teriak Mama dari luar kamar.
“Iya Ma, sudah,” jawab Khadijah sambil menarik ransel merah mudanya.
Hari Minggu ini Mama dan Khadijah sudah berjanji akan mengunjungi kebun binatang. Terlihat di depan rumah sebuah taksi online sudah menunggu mereka. Setelah mengunci pintu, mereka pun berangkat. Taksi online melaju hingga tidak terasa mereka telah tiba di depan gerbang masuk kebun binatang.
Tanpa sengaja, Khadijah melihat Aminah, teman sekelasnya di TK dulu. Sudah dua tahun mereka tidak bertemu sejak kelulusan TK. Namun, Aminah tampak malu-malu dan enggan menyapa Khadijah. Sebelum Aminah menghindar lebih jauh, Khadijah dengan cepat berlari dan memanggil nama temannya itu.
“Aminah … Aminah …” panggil Khadijah.
“Aminah, kan? Alumni TK Tunas Bangsa?” tanyanya meyakinkan.
“Eh, Khadijah. Iya benar, aku Aminah,” jawabnya malu-malu.
“Syukurlah, kamu masih ingat aku. Jangan menghindari aku, ya. Kita kan teman,” kata Khadijah.
“Maaf, Khadijah. Bukannya mau menghindar, aku malu bertemu denganmu. Apa kamu tidak malu punya teman yang miskin?” kata Aminah dengan wajah tertunduk sedih.
“Tentu tidak, Aminah. Bagaimana pun kamu adalah temanku. Kita sama di hadapan Allah,” jawab Khadijah yang disambut senyum bahagia temannya itu. Mereka pun masuk ke kebun binatang. ***