Ditulis Oleh: Endang Fatmawati
Pada suatu ketika di musim penghujan, ada tiga ekor anak burung pipit yang kelaparan. Orang tua dari mereka terbang ke sana kemari dan berjuang keras mencari makanan biji-bijian. Ayahnya terbang di depan, sedangkan ibunya belakang. Ayahnya memberikan instruksi untuk berhenti ketika ada makanan yang ditemui di sawah.
Ketiga anak burung pipit terus bercicit di atas sarangnya. Sarang yang terbuat dari rumput dan jerami padi kering, mampu menghangatkan tubuh mereka dari guyuran gerimis.
Orang tuanya tidak kenal lelah, hingga tibalah tepat di hamparan sawah dengan padi menguning. Keduanya menggigit beberapa untai biji padi, lalu terbang lagi ke anaknya.
Alangkah terkejutnya ketika sampai di sarang, ternyata ada ular yang siap menerkam anaknya. Ibunya segera mendekap untuk melindungi anak-anaknya. Ayah burung pipit mengusir ular agar menjauhi anaknya.
“Hai ular, pergilah, jangan ganggu anakku!” kata si Ayah dengan lantang.
“Oh rupanya kalian ya orang tua dari mereka. Baiklah, aku akan pergi kalau begitu,” jawab ular. ***