Ditulis Oleh ; Dessy Santhi
“Hei, Loly, kerjaanmu hanya makan saja! Tidak lihat apa badanmu sudah sebesar gajah!” seru Krikrik si jangkrik sambil tertawa dan segera berlalu
Loly si ulat sangat sedih mendengar ucapan Krikrik. Tapi memang dia tidak tahan untuk tidak makan. Dia sangat lapar setelah menetas dari sebuah telur.
Keesokkan harinya, Krikrik mengejek Loly lagi saat sedang makan. Loly sedih, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Dia hanya diam saja.
Beberapa hari kemudian, Popo, teman Loly datang menghampiri. Popo melihat akhir-akhir ini Loly murung dan sedih. Setelah diajak berbicara, ternyata Loly sedih karena ejekan Krikrik.
“Jangan kau hiraukan ucapan buruk orang lain. Percaya kepada dirimu sendiri karena hidupmu tergantung oleh dirimu, bukan hewan lain,” Popo menghibur Loly agar tidak berlarut dalam kesedihan.
“B-baik,” jawab Loly. Popo pun mengajak Loly untuk mencari makanan. Mereka mulai berjalan ke arah taman.
“Lihat! Daun itu tampak lezat. Ayo, kita ke sana!” ajak Popo. Loly semangat mengikuti Popo ke arah daun-daun yang hijau dan lebar. Mereka menaiki dua daun yang berbeda.
Setelah berhasil menaiki daun masing-masing, mereka segera melahapnya.
“Hap … hap … hap …”
“Lezat sekali!” seru Loly. Popo tersenyum sambil melahap daunnya.
Ketika mereka sedang asyik makan, tiba-tiba Krikrik muncul dari semak-semak.
“Makan lagi, makan lagi! Mau punya badan sebesar apa kalian!” ejek Krikrik.
Loly melihat ke arah Popo. Popo menganggukkan kepala memberi tanda untuk Loly supaya lebih berani.
“Kenapa kamu mengejek terus? Kami tidak meminta makanan darimu!” Kali ini Loly memberanikan diri untuk melawan.
“Hahaha, bersuara juga ya sekarang! Dasar gajah!” ejek Krikrik lagi sambil berlalu pergi.
Loly sekarang lebih percaya diri berkat Popo yang mendukungnya. Mereka pun melanjutkan makan.
Setelah merasa kenyang, mereka memutuskan untuk pulang. Namun, dalam perjalanan pulang, mereka mendengar sebuah teriakan.
“Tolong … tolong aku!” Ada seekor hewan terjebak di bawah daun pisang yang sangat lebar.
Tanpa pikir panjang, Loly dan Popo segera memakan daun itu supaya mereka bisa mengeluarkan hewan yang ada di dalamnya. Setelah daun termakan setengahnya, kepala hewan yang terjebak itu pun terlihat. Ternyata itu Krikrik. Badannya tertimpa tangkai daun pisang. Loly dan Popo segera mendorong tangkai daun itu. Karena masih cukup berat, mereka mencoba menghabiskan semua bagian daunnya dan mencoba mendorongnya lagi.
Setelah usaha mereka yang cukup lama, akhirnya Krikrik pun berhasil diselamatkan oleh Loly dan Popo.
“Terima kasih ya, teman-teman. Kalian sudah menyelamatkanku,” kata Krikrik lemas.
“Iya, sama-sama. Kita kan harus saling menolong,” jawab Popo.
“Maaf ya, aku tadi mengejek kalian. Maaf juga Loly, aku sering sekali mengejekmu,” kata Krikrik menyesal.
“Ya sudah. Lain kali tidak usah mengejek hewan lainnya, ya! Karena itu hanya akan menyakiti hati hewan itu,” jelas Loly.
“Iya, Loly. Sekali lagi aku minta maaf, ya!” sahut Krikrik. Loly pun mengangguk dan tersenyum. ***